Penyusunan Dokumen Produksi untuk Pembuatan Prototipe Mesin 3D Concrete Printing (3DCP) pada Aspek Pengadaan dan Pengelolaan Material & Komponen

3D Concrete Printing (3DCP) atau yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti pencetak cor beton bangunan 3 dimensi merupakan metode konstruksi inovatif yang baru baru ini diperkenalkan ke industri konstruksi. 3D Concrete Printing atau yang lebih dikenal dengan additive manufacturing merupakan teknologi yang saat ini berkembang dengan pesat diberbagai negara. Teknologi ini semakin memiliki peranan penting tidak hanya dalam bisnis tapi juga di kehidupan sehari-hari, teknologi ini juga dapat mengoptimalkan waktu dan mengurangi kesalahan serta ramah lingkungan. Politeknik Manufaktur Bandung yang memiliki visi menjadi institusi terdepan dalam Pendidikan, pengembangan, dan penerapan teknologi manufaktur berencana untuk merancang dan membuat prototipe mesin 3D Concrete Printing. Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan pada Supply Chain Management dengan menyederhanakan proses pengadaan, mengoptimalkan manajemen inventaris, meningkatkan transportasi serta yang berkaitan dengan pengadaan atau pengelolaan semua kegiatan yang terlibat dalam menentukan sumber daya, dan pengelolaan kebutuhan dan persediaan logistik dalam pengelolaan sistem produksi mesin 3D Concrete Printing. Dalam proses pembuatan prototipe mesin 3D Concrete Printing pengadaan dan pengelolaan belum dilakukan dengan baik, dimana tidak terdapat dokumen pemilihan maupun penentuan supplier sehingga terjadinya kelebihan material maupun kekurangan material dalam proses pembuatan prototipe mesin dan pengeluaran biaya yang tidak terkendali. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menyusun data-data dari hasil wawancara dan diskusi terhadap pelaku proyek dan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian untuk menghasilkan data-data engineering. Hasil dari penelitian ini berupa dokumen engineering yang akan digunakan untuk kegiatan produksi pembuatan mesin 3D Concrete Printing berikutnya dan bertujuan meminimalisir biaya material dan durasi dalam pemenuhan kebutuhan material.